9 Cara Mendidik Anak Untuk Hidup Hemat Sejak Dini
- Ajari Anak Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
- Ajari Anak Menunda Pembelian
- Sediakan Tempat untuk Menabung
- Bantu Anak Melacak Pengeluaran
- Beri Contoh yang Baik
- Uang Saku sebagai Bentuk Apresiasi
- Ajari Anak Merasa Cukup
- Tekankan Pentingnya Berbagi dan Memberi
- Ajak Anak Berdiskusi tentang Biaya Pendidikan
9 Cara Mendidik Anak Untuk Hidup Hemat Sejak Dini |
9 Cara Mendidik Anak Untuk Hidup Hemat Sejak Dini
UMMI ABI HEBAT - Mendidik anak agar tumbuh cerdas secara finansial tentunya menjadi keinginan semua orang tua, termasuk Ummi & Abi Hebat. Namun sebelumnya, orang tua perlu mengetahui bagaimana cara mendidik anak supaya dapat hidup hemat.
Di satu sisi, kebiasaan berhemat dan tidak menghambur-hamburkan uang membutuhkan proses pembiasaan yang cukup lama. Tidak jarang, orang dewasa sekalipun masih banyak yang berjuang untuk dapat hidup lebih hemat.
Simak artikel berikut untuk mempelajari cara mendidik anak supaya terhindar dari perilaku boros.
Cara Mendidik Anak untuk Hemat
Sebuah hasil penelitian di University of Cambridge mengungkap bahwa kebiasaan berhemat pada anak sudah mulai dapat dibentuk pada usia 7 tahun. Bahkan anak usia 3 tahun saja sudah mulai memahami konsep keuangan sederhana seperti menabung dan membelanjakan uang.
Sekolah memang membekali anak dengan pemahaman praktis seputar hidup hemat dan pentingnya menyimpan uang untuk masa depan. Namun, peran orang tua lah yang paling menentukan apakah anak akan tumbuh bijak dalam mengelola uang.
Berikut 9 cara parenting anak agar hidup hemat yang dapat orang tua pelajari dan praktekkan di rumah:
1. Ajari Anak Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Cukup wajar jika anak menyimpan berbagai keinginan konsumtif. Namun sudah menjadi sebuah kewajiban orang tua untuk menerapkan cara mendidik anak usia dini supaya dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Orang tua perlu menegaskan bahwa kebutuhan merupakan hal yang esensial dan berkontribusi pada masa depan yang lebih baik, misalnya seperti pendidikan berkualitas dan makanan bernutrisi. Sementara keinginan sifatnya hanyalah suplementatif dan tidak mendesak.
2. Ajari Anak Menunda Pembelian
Dengan langkah awal tadi, orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk tidak membelanjakan uangnya secara impulsif atau tanpa terencana. Sering kali anak-anak memiliki keinginan membeli tiba-tiba misalnya saat sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan.
Sampaikan pada anak untuk menunda pembelian tersebut hingga minggu depan. Bisa jadi di minggu depan anak sudah tidak menginginkan lagi benda tersebut.
Baca Juga : 5 Prinsip Penting Membentuk Karakter Positif Pada Anak
3. Sediakan Tempat untuk Menabung
Ketika anak mulai memiliki keinginan untuk menabung, orang tua perlu tanggap. Jika anak masih relatif kecil, berikan hadiah berupa celengan. Namun untuk anak yang sudah mulai beranjak remaja, Parent Pinters boleh membukakan rekening bank sendiri.
Namun, menabung saja mungkin tidak terlalu menarik bagi anak. Ajak anak untuk menentukan target tabungan, misalnya untuk membeli set alat gambar favoritnya. Dengan ini anak juga menjadi lebih menghargai arti dari menabung itu sendiri.
4. Bantu Anak Melacak Pengeluaran
Parent Pinters bisa saja memberikan uang saku harian, mingguan, ataupun bulanan ke anak. Namun, anak perlu bertanggungjawab juga dengan uang tersebut. Ajari bagaimana cara menyusun daftar pengeluaran.
Dengan ini, anak belajar lebih berhati-hati dalam memperlakukan uangnya. Jika anak ingin menabung lebih banyak, tentu ia akan mulai mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
5. Beri Contoh yang Baik
Hasil survei dari T.Rowe Price menunjukkan bahwa 10% orang tua mengatakan tidak memiliki dana pensiun, tabungan pendidikan, dan simpanan darurat. Jika Ummi dan Abi Hebat ingin anak hidup hemat, maka mulailah menjadi contoh yang baik.
Siapkan dana untuk kuliah anak dari jauh-jauh hari mengingat biaya pendidikan terus naik karena faktor inflasi.
6. Uang Saku sebagai Bentuk Apresiasi
Supaya tidak boros, anak perlu tahu bahwa uang tidak datang dengan cuma-cuma. Jadikan pemberian uang saku layaknya apresiasi, misalnya karena anak sudah merapikan kamarnya sendiri atau ikut membantu pekerjaan di rumah.
7. Ajari Anak Merasa Cukup
Mendidik anak di era digital sangat tidak mudah. Terlebih jika anak sudah mulai aktif di sosial media, tidak jarang mereka membandingkan diri dengan teman sebayanya. Sangat mungkin anak merasa iri dengan teman yang terlihat memiliki gadget baru, menikmati kuliner kekinian, dst.
Supaya bisa berhemat, cara mendidik anak remaja yaitu dengan menekankan pentingnya bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki. Misalnya gadget lama yang masih berfungsi dengan baik, ataupun masakan rumahan yang tidak kalah lezat dan juga sehat.
Baca Juga : Tips Parenting Agar Hubungan Orang Tua Dan Anak Selalu Harmonis
8. Tekankan Pentingnya Berbagi dan Memberi
Rajin menabung dan hidup hemat tidak lantas menjadikan seseorang kikir. Ajari anak untuk menumbuhkan sifat kedermawanan juga. Misalnya dengan menyisihkan sedikit uang saku untuk berdonasi ke anak-anak yatim piatu.
Dengan cara ini, anak juga belajar menggunakan uang untuk tujuan yang mulia dan berdampak positif bagi kehidupan orang lain.
9. Ajak Anak Berdiskusi tentang Biaya Pendidikan
Ketika merencanakan kelanjutan pendidikan, penting bagi orang tua untuk mendiskusikan biayanya dengan anak. Bisa jadi anak juga memiliki impian untuk mengikuti kursus di bidang yang ia minati, ataupun mengambil kuliah di kota lain yang tentu membutuhkan biaya ekstra.
Bicarakan segala kemungkinan ini dengan terbuka dan sampaikan juga kemampuan finansial ummi dan abi hebat saat ini.
Baca Juga : 5 Tips Parenting Modern
Melalui cara mendidik anak menginjak dewasa ini, anak juga mendapat gambaran bahwa orang tua bekerja keras untuk bisa menjangkau biaya pendidikan tersebut. Anak yang memiliki pemikiran dewasa pasti akan memahami ini dan mulai menumbuhkan tanggungjawab untuk mulai berhemat.
Tentu sangat membahagiakan melihat anak tumbuh besar dengan literasi finansial di atas rata-rata. Dengan cara mendidik yang tepat, maka sangat mungkin anak memiliki kemampuan pengelolaan keuangan yang baik, kini dan nanti.
0 Komentar